Jejak Peradaban Abad Ke-2 di Desa Jago Jago, Tapanuli Tengah

Dokumentasi kunjungan PJ Bupati bersama rombongan (f/tapteng.go.id & mistar)
Di Desa Jago Jago, Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah, terdapat Museum Fansuri yang mengungkap kejayaan Tapanuli pada abad ke-2 Masehi sebagai pusat perdagangan rempah-rempah. Pada 18 Agustus 2024, Pj Bupati Tapteng, Dr. Sugeng Riyanta, SH, MH, bersama rombongan mengunjungi museum tersebut. Desa ini, yang mayoritas dihuni oleh nelayan dan berjarak sekitar 20,5 kilometer dari Kecamatan Pandan, dapat dicapai setelah perjalanan mobil satu jam dan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 2 kilometer melewati jembatan gantung.

Museum Fansuri, yang diresmikan pada 13 Mei 2023 oleh Judi Wahjuddin dari Kemendikbud RI dan Herry Yogaswara dari BRIN, menampilkan artefak-artefak bersejarah yang diteliti oleh Sultanate Institute. Sugeng Riyanta menyebutkan bahwa museum ini merupakan sumber penting data arkeologi dan historis yang menunjukkan keberadaan kosmopolitan di daerah tersebut sejak abad ke-2.

Dalam kunjungannya, Pj Bupati Tapteng mengungkapkan kekagumannya terhadap Museum Fansuri Situs Bongal, yang dikelola oleh Sultanate Institute. Ia menyebut kunjungan ini sebagai kejutan menyenangkan, dengan bangunan yang sangat baik dan artefak yang tertata rapi lengkap dengan penjelasan. Sugeng Riyanta menilai museum ini sebagai kekayaan sejarah peradaban dan budaya Tapteng yang masih kurang dikenal dan menekankan pentingnya mempromosikan museum untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.

Dalam kesempatan ini, Pj Bupati Tapteng didampingi oleh Plt Kadis Pariwisata Tapteng Winner Napitupulu, Kadis Sosial Tapteng, Kasatpol PP Tapteng, perwakilan Camat Badiri, Ketua Papdesi Tapteng, dan Kepala Desa Jago Jago.

Belum ada Komentar untuk "Jejak Peradaban Abad Ke-2 di Desa Jago Jago, Tapanuli Tengah"

Posting Komentar