Mistis di Tengah Modernitas: Mengapa Masyarakat Indonesia Masih Percaya?

Ilustrasi perdukunan
Pada tahun 2017, tanggal 30 Juli, tujuh dari 51 siswa salah satu sekolah di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumut, dilaporkan kesurupan saat hiking di pesisir pantai Labuhan Nasonang, Kecamatan Sarudik. Selama proses evakuasi, ketujuh siswa yang kesurupan membuat situasi semakin sulit. Ketua OSIS Sekolah itu melaporkan bahwa banyak siswi yang kehabisan tenaga dan lemas selama hiking. Salah seorang siswi yang kesurupan bahkan mengucapkan kata-kata menakutkan, "Dia yang coba mendekati aku, biarlah kubunuh dia, gitu katanya,” ucap Ketua OSIS mengulang temannya saat kesurupan. Kemudian insiden kesurupan massal terjadi di salah satu sekolah di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur pada Senin, 16 Oktober 2023, setelah upacara bendera. Puluhan siswa pingsan dan berteriak histeris, dimulai dari satu siswa yang pingsan saat pembacaan Pancasila. Teriakan tersebut membuat seluruh peserta upacara tidak fokus, sehingga pembina upacara memutuskan untuk segera mengakhiri kegiatan. Meskipun sudah diberikan pertolongan di UKS, kondisi siswa justru semakin memburuk. Peristiwa ini menjadi viral di media sosial dan menarik perhatian masyarakat luas. Banyak yang percaya bahwa peristiwa ini terkait dengan gangguan makhluk halus. 

Kasus ini mencerminkan bagaimana kepercayaan terhadap mistis masih sangat kuat di Indonesia, bahkan di lingkungan pendidikan modern. Namun, apa yang membuat kepercayaan terhadap mistis begitu mendalam dan bertahan di zaman yang semakin modern ini?

Sejarah Panjang Kepercayaan Mistis di Indonesia

Indonesia adalah negara dengan keragaman budaya yang luar biasa. Sebelum agama-agama besar masuk, seperti Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha, masyarakat Nusantara telah menganut berbagai kepercayaan lokal yang bersifat animisme dan dinamisme. Dalam kepercayaan ini, setiap benda—baik yang hidup maupun yang tidak—dianggap memiliki roh atau kekuatan gaib. Pohon besar, batu keramat, gunung, dan laut dipercaya memiliki "penunggu" yang harus dihormati.

Warisan budaya ini tetap bertahan bahkan setelah agama-agama besar masuk dan menyebar. Di banyak tempat, agama dan kepercayaan lokal menyatu menjadi sebuah sistem keyakinan yang unik. Misalnya, dalam tradisi Jawa, ada konsep kejawen, yang menggabungkan unsur-unsur Islam dengan praktik spiritual tradisional Jawa. Begitu pula di Toraja, kepercayaan aluk todolo masih dipraktikkan bersamaan dengan agama Kristen.

Lingkungan Sosial yang Mendukung Kepercayaan Mistis

Di banyak daerah pedesaan atau terpencil di Indonesia, kepercayaan terhadap mistis sering kali menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Akses terbatas terhadap pendidikan formal dan informasi ilmiah membuat masyarakat lebih cenderung menerima penjelasan mistis atas fenomena yang tidak bisa mereka pahami. Misalnya, penyakit yang tidak diketahui penyebabnya sering kali dianggap sebagai "gangguan" dari makhluk halus, dan penyembuhan dilakukan oleh dukun atau orang pintar setempat.

Selain itu, hubungan sosial yang erat dalam komunitas pedesaan memperkuat keyakinan ini. Pengalaman pribadi atau cerita dari orang terdekat sering kali lebih dipercaya daripada penjelasan ilmiah. Hal ini menciptakan siklus di mana kepercayaan mistis terus diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Peran Media dan Cerita Rakyat dalam Melestarikan Kepercayaan Mistis

Cerita rakyat, mitos, dan legenda adalah bagian penting dari budaya Indonesia yang kaya. Banyak di antaranya yang memuat unsur-unsur mistis, seperti legenda Nyi Roro Kidul, penguasa laut selatan, atau cerita tentang hantu-hantu lokal seperti kuntilanak dan pocong. Cerita-cerita ini tidak hanya disampaikan secara lisan, tetapi juga sering diabadikan dalam bentuk buku, film, dan acara televisi.

Media modern, termasuk televisi dan film, memainkan peran besar dalam melestarikan dan bahkan memperluas kepercayaan terhadap mistis. Program-program yang menampilkan kisah-kisah misteri atau investigasi paranormal sering kali menjadi sangat populer. Meski sering kali diproduksi untuk tujuan hiburan, acara-acara ini dapat memperkuat keyakinan bahwa hal-hal mistis adalah bagian dari realitas.

Ritual dan Praktik Spiritual dalam Kehidupan Sehari-Hari

Ritual-ritual yang berkaitan dengan mistis masih sangat umum dilakukan di banyak bagian Indonesia. Misalnya, upacara adat untuk meminta perlindungan dari roh jahat, ziarah ke makam keramat, atau penggunaan jimat sebagai penangkal bala. Ritual-ritual ini sering kali dianggap sebagai cara untuk menjaga keseimbangan antara dunia nyata dan dunia gaib.

Selain itu, banyak orang Indonesia yang masih percaya pada kekuatan dukun atau paranormal dalam mengatasi masalah yang dianggap bersifat mistis. Dalam banyak komunitas, dukun memiliki peran penting sebagai penyembuh spiritual atau perantara antara dunia manusia dan dunia gaib. Mereka sering dipanggil untuk mengatasi berbagai masalah, mulai dari penyakit hingga masalah ekonomi, yang dianggap disebabkan oleh gangguan gaib.

Ketidakpastian dan Keinginan untuk Mengendalikan Nasib

Di tengah ketidakpastian yang sering dihadapi masyarakat, seperti bencana alam, penyakit, atau masalah ekonomi, kepercayaan mistis sering kali muncul sebagai cara untuk mencari jawaban atau merasa memiliki kontrol atas situasi yang sulit. Misalnya, dalam situasi krisis, orang mungkin lebih cenderung percaya bahwa kejadian buruk adalah akibat dari kutukan atau kemarahan roh, daripada melihatnya sebagai hasil dari faktor alam atau sosial yang kompleks.

Kepercayaan mistis juga memberikan rasa penghiburan dan harapan, terutama ketika rasionalitas atau sains tidak memberikan jawaban yang memuaskan. Ritual atau praktik mistis dapat memberikan rasa aman dan kepastian, meski hanya sementara, dalam menghadapi ketidakpastian hidup.

Kepercayaan terhadap mistis adalah bagian tak terpisahkan dari identitas budaya banyak masyarakat di Indonesia. Meskipun pendidikan dan modernisasi terus berkembang, kepercayaan ini tetap bertahan sebagai warisan budaya yang kaya dan kompleks. Pengaruh sejarah, lingkungan sosial, media, dan kebutuhan akan kontrol dalam situasi tidak pasti semuanya berkontribusi pada kuatnya kepercayaan ini. Masyarakat Indonesia telah menjadikan mistis sebagai cara untuk menjelaskan dunia di sekitar mereka, mencari makna dalam hidup, dan mengatasi tantangan yang mereka hadapi setiap hari.

Belum ada Komentar untuk "Mistis di Tengah Modernitas: Mengapa Masyarakat Indonesia Masih Percaya?"

Posting Komentar