Apa Itu Tapering dan Kenapa Penting dalam Dunia Keuangan?

Tapering off
Tapering mungkin terdengar seperti istilah yang asing bagi sebagian besar orang, terutama kalau kamu baru pertama kali dengar. Tapi, istilah ini sebenarnya penting banget buat dipahami, apalagi kalau kamu suka ngikutin berita ekonomi atau keuangan. Jadi, bayangin bank sentral kayak Federal Reserve (Fed) di Amerika Serikat lagi dalam mode "superhero" buat nyelametin ekonomi dari krisis. Selama krisis, misalnya pandemi COVID-19, Fed atau bank sentral lainnya biasanya bakal melakukan banyak hal untuk memastikan ekonomi tetap berjalan. Salah satu cara mereka melakukan itu adalah dengan membeli obligasi dan surat berharga dalam jumlah besar. Tujuannya? Supaya suku bunga rendah, orang bisa pinjam uang lebih mudah, dan bisnis tetap jalan. Nah, ketika keadaan mulai membaik, mereka nggak akan selamanya ada di mode penyelamat ini.

Di sinilah tapering masuk. Tapering adalah saat di mana mereka pelan-pelan mulai mengurangi "bantuan" tersebut. Mungkin kamu bertanya-tanya, kenapa mereka harus berhenti? Bukannya bantuan bagus untuk ekonomi? Well, memang bagus, tapi kalau kebanyakan, bisa berbahaya juga. Terlalu banyak uang beredar bisa menyebabkan inflasi yang nggak terkendali, dan itu bikin harga barang naik terus-menerus. Jadi, tapering ini kayak tanda kalau ekonomi sudah cukup kuat untuk berjalan sendiri tanpa "dukungan" tambahan dari bank sentral. Tapi, setiap kali tapering diumumkan, biasanya pasar keuangan langsung heboh. Ada yang khawatir kalau bantuan yang dikurangi itu bakal bikin pasar jadi lebih kering, suku bunga naik, dan investasi jadi nggak semenarik sebelumnya.

Masalahnya, tapering juga nggak cuma berdampak ke negara yang melakukannya, tapi bisa punya efek ke seluruh dunia. Bahkan, negara-negara berkembang bisa terkena imbas dari kebijakan ini. Pada 2013, ada momen yang dikenal sebagai "taper tantrum" di mana pasar global jadi kacau balau gara-gara pengumuman tapering dari Fed. Investor panik, harga aset jatuh, dan modal mengalir keluar dari negara-negara berkembang dengan cepat. Jadi, tapering ini meski kelihatannya sederhana, efeknya bisa besar banget dan bikin banyak negara harus hati-hati.

Nah, biar lebih jelas, yuk kita bahas lebih dalam apa itu tapering, gimana prosesnya, dan kenapa ini penting banget buat ekonomi dunia!

Tapering: Apa Sih, Sebenernya?

Tapering itu sebenarnya proses pengurangan bertahap dari jumlah pembelian aset yang dilakukan oleh bank sentral, kayak Bank Indonesia atau Federal Reserve (Fed) di Amerika Serikat.. Ibaratnya kalau sebelumnya mereka beli aset dalam jumlah besar-besaran buat bantu ekonomi pulih, tapering adalah momen di mana mereka mulai ngurangin pembelian itu pelan-pelan. Kebijakan ini biasanya diterapkan setelah krisis ekonomi, saat bank sentral merasa kondisi mulai membaik dan ekonomi bisa jalan tanpa bantuan besar-besaran dari mereka.

1. Program Quantitative Easing (QE)

Sebelum tapering dilakukan, biasanya ada program yang namanya quantitative easing (QE). Ini adalah kebijakan moneter yang digunakan oleh bank sentral buat meningkatkan jumlah uang yang beredar dalam ekonomi. Caranya? Dengan beli obligasi pemerintah atau surat berharga lainnya dalam jumlah besar. Tujuannya biar suku bunga turun, kredit lebih murah, dan investasi serta konsumsi jadi meningkat. Program ini sering dipakai saat ekonomi lagi krisis, kayak pas pandemi COVID-19. Selama krisis, Fed dan bank sentral lain membeli aset-aset ini buat menjaga ekonomi tetap stabil dan membantu sektor keuangan biar nggak collapse.

2. Kapan Tapering Mulai Dilakukan?

Tapering dimulai ketika ekonomi mulai pulih. Jadi, setelah beberapa waktu menggunakan QE, bank sentral mulai merasa bahwa perekonomian cukup kuat buat jalan sendiri. Mereka bakal mulai pelan-pelan ngurangin pembelian aset. Tapering jadi penting biar inflasi nggak meledak dan juga untuk menghindari gelembung aset yang nggak sehat. Misalnya, setelah krisis keuangan global 2008, Fed mulai tapering pada 2013 ketika ekonomi AS mulai bangkit lagi.

3. Proses Tapering: Slow and Steady

Tapering ini nggak dilakukan secara langsung, melainkan bertahap. Jadi, kalau Fed sebelumnya beli obligasi sebesar $120 miliar per bulan, mereka mungkin bakal ngurangin jadi $110 miliar, lalu $100 miliar, dan seterusnya. Ini dilakukan biar pasar nggak kaget dan ekonomi nggak langsung jatuh ke dalam resesi lagi. Bank sentral juga biasanya ngasih "heads-up" ke pasar biar mereka punya waktu buat menyesuaikan diri.

4. Dampak Tapering ke Pasar Keuangan

Tapering bisa bikin pasar keuangan jadi agak "gelisah." Kenapa? Karena pengurangan pembelian aset artinya ada lebih sedikit likuiditas yang masuk ke pasar. Suku bunga bisa naik, dan ini bikin orang lebih sulit buat pinjam uang atau investasi. Akibatnya, harga saham dan obligasi bisa turun, dan mata uang bisa menguat. Pas tapering diumumkan, biasanya pasar jadi volatil karena banyak investor yang langsung bereaksi terhadap perubahan kebijakan ini.

5. Taper Tantrum: Pengalaman 2013

Salah satu momen paling terkenal terkait tapering adalah saat Fed pertama kali mengumumkan rencana tapering pada tahun 2013. Pas itu, investor kaget dan pasar jadi kacau. Fenomena ini dikenal sebagai "taper tantrum," di mana suku bunga melonjak tajam, harga aset turun, dan modal mengalir keluar dari negara berkembang. Negara-negara yang sebelumnya menarik bagi investor jadi kehilangan daya tariknya karena suku bunga di AS naik, dan mereka mulai memindahkan uang mereka kembali ke AS.

6. Tapering dan Inflasi

Salah satu alasan utama tapering dilakukan adalah buat mencegah inflasi. Selama QE, banyak uang yang disuntikkan ke dalam ekonomi, dan ini bisa bikin harga barang naik kalau nggak dikontrol dengan baik. Dengan tapering, bank sentral pelan-pelan ngurangin jumlah uang yang masuk ke pasar, sehingga bisa menjaga inflasi tetap dalam batas yang wajar.

7. Tapering dan Suku Bunga

Setelah tapering selesai, langkah berikutnya yang biasanya diambil oleh bank sentral adalah menaikkan suku bunga. Ini dilakukan buat memastikan inflasi nggak naik terlalu tinggi dan ekonomi nggak "overheat." Kenaikan suku bunga ini bisa bikin pinjaman lebih mahal dan konsumsi melambat, tapi juga bisa membantu menjaga stabilitas harga di pasar.

8. Dampak Tapering di Negara Berkembang

Dampak tapering nggak cuma dirasain di negara maju seperti AS. Negara-negara berkembang juga bisa kena imbasnya. Saat suku bunga di AS naik akibat tapering, banyak investor yang sebelumnya menaruh uang di negara berkembang bakal mulai memindahkan uang mereka ke AS karena dianggap lebih aman dan menguntungkan. Ini bisa bikin mata uang negara berkembang melemah, suku bunga naik, dan ekonomi mereka jadi goyah.

9. Masa Depan Tapering

Ke depan, tapering akan selalu jadi bagian penting dari kebijakan moneter bank sentral. Dengan kondisi ekonomi global yang terus berubah, bank sentral harus terus mengatur kapan mereka akan melakukan QE dan kapan tapering diperlukan. Tantangan-tantangan baru seperti perubahan iklim dan perkembangan teknologi juga bisa mempengaruhi bagaimana tapering dilakukan di masa depan.

Intinya, tapering ini penting banget buat menjaga keseimbangan ekonomi. Meski terdengar rumit, sebenarnya tapering adalah salah satu alat penting buat memastikan ekonomi nggak terlalu "panas" atau "dingin." Dan buat kita yang hidup di dunia yang terhubung secara global, efek tapering ini bisa dirasain di mana-mana, termasuk di negara kita.

#Tapering #Ekonomi #Inflasi #Investasi #SukuBunga #QE #Finansial #Pasar #BankSentral #Keuangan

Belum ada Komentar untuk "Apa Itu Tapering dan Kenapa Penting dalam Dunia Keuangan?"

Posting Komentar