Eksplorasi dan Eksploitasi: Peran Sains dalam Mengukir Peta Dunia

Ketika Sains Jadi Senjata Kolonialisme: Rahasia Dominasi Eropa di Masa Lalu
Pernah nggak kamu mikir, kenapa negara-negara Eropa bisa mendominasi dunia di masa lalu? Kok bisa mereka "jalan-jalan" ke berbagai belahan dunia, menjajah, dan jadi superpower? Nah, jawabannya ternyata nggak cuma soal kekuatan militer atau ambisi politik aja, tapi juga soal sains! Yup, ilmu pengetahuan ternyata punya andil besar dalam ekspansi kekuatan Eropa. Pas zaman revolusi ilmiah, banyak penemuan penting kayak teknologi kapal, navigasi, sampai pengetahuan geografi yang bikin Eropa bisa menjelajahi dunia.

Tapi tunggu, nggak berhenti di situ. Ilmu pengetahuan nggak cuma alat buat eksplorasi, tapi juga jadi partner "kriminal" buat kolonialisme. Bayangin, para ilmuwan dan penjelajah Eropa kerja sama buat nambah pengetahuan tentang daerah baru, kayak flora, fauna, hingga tambang emas atau rempah-rempah. Semua informasi itu dipakai buat memperkuat ekonomi dan kekuasaan mereka. Ilmuwan dan imperium ini jadi kayak duo maut: sains ngasih data, kerajaan ngasih kekuatan.

Di buku Sapiens: A Brief History of Humankind  pada bab "The Marriage of Science and Empire", Harari membahas hubungan erat antara sains dan kolonialisme Eropa. Buku ini ngejelasin gimana negara-negara Eropa kayak Inggris, Spanyol, dan Belanda nggak bakal bisa menjajah dunia tanpa bantuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Jadi, bab ini nggak cuma cerita soal sejarah kolonial, tapi juga ngasih insight gimana sains yang kita kenal hari ini punya sisi gelap dalam sejarahnya.

Rangkuman Detail Bab 16: The Marriage of Science and Empire

Bab ini menjelaskan bagaimana ilmu pengetahuan dan kekuatan imperium Eropa saling bekerja sama untuk mencapai tujuan ekspansi dan dominasi global. Harari menunjukkan bahwa Revolusi Ilmiah bukan hanya tentang penemuan murni, tetapi juga terkait erat dengan eksplorasi, kolonialisme, dan eksploitasi.

  1. Pengetahuan adalah Kekuatan
    Revolusi ilmiah membawa cara pandang baru tentang dunia. Eropa menyadari bahwa memahami dunia secara ilmiah adalah kunci untuk menguasainya. Misalnya, dengan menggunakan teknologi navigasi seperti kompas dan peta yang semakin akurat, Eropa bisa menjelajahi samudra, menemukan tanah baru, dan akhirnya menguasainya. Pengetahuan ini menjadi aset strategis bagi kekaisaran Eropa.

  2. Kolaborasi Ilmuwan dan Kekaisaran
    Banyak ilmuwan bekerja sama dengan negara-negara imperium untuk melakukan penelitian di wilayah-wilayah baru yang mereka jajah. Contohnya, penjelajah seperti James Cook melakukan ekspedisi ilmiah yang didukung penuh oleh Inggris. Hasilnya? Mereka nggak cuma bikin catatan tentang geografi dan biologi wilayah baru, tapi juga ngumpulin informasi buat tujuan ekonomi dan militer, seperti lokasi tambang atau potensi pertanian.

  3. Kolonialisme sebagai Laboratorium Ilmiah
    Daerah jajahan sering diperlakukan sebagai "laboratorium" bagi eksperimen ilmiah. Misalnya, banyak spesies tanaman dan hewan yang ditemukan di daerah tropis diidentifikasi dan dikatalogkan oleh ilmuwan Eropa. Informasi ini nggak cuma buat ilmu pengetahuan, tapi juga buat bisnis. Contohnya, botani digunakan untuk menemukan tanaman komersial seperti tebu dan kopi, yang kemudian dieksploitasi untuk keuntungan kolonial.

  4. Imperium sebagai Pendana Penelitian
    Kekaisaran Eropa seperti Inggris, Spanyol, dan Belanda mendanai banyak ekspedisi ilmiah karena mereka tahu bahwa ilmu pengetahuan akan membantu mereka memperluas kekuasaan. Investasi ini mencakup pembuatan peta yang lebih akurat, pengembangan kapal yang lebih cepat, dan penelitian tentang iklim dan cuaca di wilayah jajahan. Dengan kata lain, sains adalah alat investasi yang menghasilkan keuntungan besar bagi imperium.

  5. Sains dan Rasialisasi
    Sayangnya, sains juga digunakan untuk membenarkan kolonialisme melalui teori-teori rasis. Ilmuwan Eropa menciptakan kategori rasial yang hierarkis untuk menunjukkan bahwa orang Eropa lebih unggul dari bangsa lain. Ide ini digunakan untuk memperkuat kekuasaan kolonial dengan alasan bahwa mereka "membawa peradaban" ke daerah jajahan.

  6. Eropa sebagai Pusat Dunia Ilmu Pengetahuan
    Harari menjelaskan bahwa kombinasi penemuan ilmiah dan eksploitasi kolonial menjadikan Eropa sebagai pusat kekuatan global. Ilmu pengetahuan memberi Eropa keunggulan kompetitif dibandingkan wilayah lain di dunia, termasuk Asia dan Timur Tengah yang sebelumnya lebih maju dalam sains.

  7. Warisan Hubungan Sains dan Kolonialisme
    Meskipun era kolonialisme telah berakhir, hubungan antara sains dan kekuasaan tetap relevan hingga sekarang. Banyak institusi ilmiah besar di dunia modern dibangun di atas fondasi pengetahuan yang diperoleh selama masa kolonial, sering kali dengan cara eksploitasi.

Bab ini mengungkap sisi lain dari sains yang jarang kita pikirkan. Ilmu pengetahuan, meski sering dianggap netral dan murni, ternyata bisa jadi alat yang sangat efektif untuk mendominasi dan mengeksploitasi. Hubungan erat antara sains dan imperium Eropa membuktikan bahwa sejarah sains nggak bisa dipisahkan dari kekuasaan dan politik. Jadi, ini pengingat penting buat kita: pengetahuan adalah kekuatan, tapi bagaimana kekuatan itu digunakan, itu cerita lain lagi.

#Sains #Kolonialisme #Sejarah #Imperium #Pengetahuan #Eksplorasi #Revolusi #Ilmu #Dominasi #Eropa

Belum ada Komentar untuk "Eksplorasi dan Eksploitasi: Peran Sains dalam Mengukir Peta Dunia"

Posting Komentar